SELAMAT DATANG

Terima Kasih dan Selamat Datang di Bung Joss.

Ini adalah media pembelajar. Anda bisa belajar dan sekaligus anda juga bisa mengajar.

Itulah esensi sebuah semangat berbagi yang coba saya kembangkan di blog ini.

Akhirnya, semoga blog ini berarti bagi anda dan saya. Terima kasih.

Salam Joss....

21 November, 2010

MENGUNGKAP BAHASA TUBUH

Keterangan :
VC        = visual constructur
AC        = audio constructur
KC        = kinesthetic constructur
VM        = visual memory
AM        = audio memory
KM        = kinesthetic memory

Tulisan ini merupakan lanjutan dari catatan saya terdahulu yang berjudul     :             "MENCERMATI PERANAN SEORANG FASILITATOR". Pada uraian saya dalam catatan tersebut, dari berbagai pendapat tentang peran fasilitator, tampak ada kesamaan penegasan khususnya tentang bahasa tubuh. Dalam komunikasi dengan orang lain kita menggunakan bahasa verbal dan bahasa non verbal (bahasa tubuh). Yang penting kita cermati, kenyataan menunjukkan bahwa justru bahasa tubuh ini memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada bahasa verbal (kata-kata). Secara ilmiah hal ini telah diteliti oleh Albert Mehrabian, seorang psikolog dari Amerika, dan hasil penelitiannya menunjukkan peran bahasa non verbal sangat besar dalam komunikasi yaitu sebanyak 93 % yang terdiri dari bahasa tubuh 55 % dan intonasi    38 %, sementara kata- kata (verbal) hanya memiliki pengaruh sebanyak 7 %.   
Secara sederhana ada sebuah game yang dapat anda lakukan untuk sekedar membuktikan ini. Minta peserta pelatihan anda memegang bagian tubuhnya sesuai dengan petunjuk dari anda, secepat mungkin. Misalnya anda, katakan “perut” sambil memegang perut, maka peserta harus secepat mungkin memegang perut. Lalu anda katakan lagi “hidung” sambil anda pegang hidung anda, maka peserta harus secepat mungkin memegang hidungnya. Lanjutkan dengan mengatakan “telinga” sambil anda pegang telinga anda, maka peserta harus secepat mungkin memegang telinganya dan terakhir anda katakan “dada” sambil anda pegang pipi anda, maka lihatlah, banyak peserta akan memegang pipinya. Gak percaya, silahkan dicoba. Tapi anda harus lakukan dengan cepat, terutama saat anda menyebut salah satu anggota tubuh langsung diikuti dengan gerakan memegang anggota tubuh sesuai dengan petunjuk diatas.
Soal bahasa tubuh ini, saya mengingatkan kepada anda agar memperhatikan secara cermat bahasa tubuh yang terjadi pada peserta mulai dari tahapan introduksi proses sampai pada tahapan internalisasi nilai (refleksi), dari awal sampai akhir pelatihan. Dengan memberi perhatian yang cermat pada setiap bahasa tubuh yang muncul dari seluruh peserta, anda akan lebih mudah untuk melaksanakan pelatihan sesuai dengan skenario yang telah ditentukan dan tentu saja berdampak pada pencapaian hasil atau tujuan pelatihan yang lebih optimal.
“Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat kesan pertama yang baik”, demikian  tulis Kris Cole dalam bukunya Komunikasi Sebening Kristal. Lebih jelasnya Cole menegaskan 41 % yang tersisa dari kesan pertama yang kita ciptakan dan kita pertahankan, berasal dari bahasa tubuh.   
Bahasa tubuh pertama yang kita bahas disini adalah tentang kontak mata. Anda perlu melakukan kontak mata dengan seluruh peserta. Tips lebih lanjut soal kontak mata akan saya jelaskan pada bagian introduksi proses. Disini saya mau menguraikan pentingnya menjalin kontak mata, tetapi hendaknya kontak mata tidak dilakukan terlalu sering dan jangan juga terlalu kurang. Kontak mata yang terlalu sering akan memberi penilaian komunikasi anda terlalu berlebihan, anda kurang respek, anda adalah sebuah ancaman atau anda telah melakukan penghinaan. Sementara itu dengan kontak mata yang kurang, anda akan dianggap tidak memberi perhatian, tidak jujur atau anda seorang pemalu.
Selanjutnya, saya mau berbagi tentang pola gerakan mata berikut kandungan isyarat yang bisa kita cermati :
1.     Mata kanan :
·      Bergerak ke atas : berusaha membentuk apa yang dilihat, walau sebenarnya belum pernah dilihat (VC).
·      Bergerak ke samping : berusaha membentuk apa yang didengar, walau sebenarnya belum pernah didengar (AC).
·      Bergerak kebawah : berusaha membentuk apa yang pernah dirasakan, walau sebenarnya belum pernah dirasakan (KC).

2.     Mata kiri :
·      Bergerak ke atas : berusaha mengingat apa yang pernah dilihat (VM).
·      Bergerak ke samping : berusaha mengingat apa yang pernah didengar (AM).
·      Bergerak kebawah : berusaha mengingat apa yang pernah dirasakan (KM).

Disamping itu, jika kedua mata menatap lurus kearah depan, itu tandanya individu tersebut sedang memikirkan suatu hal. Lebih jelas lagi tentang pola gerakan mata dan kandungan maknanya dapat anda lihat pada sketsa diawal tulisan ini. Disamping itu untuk melakukan kontak mata, saya menganjurkan untuk melakukan kontak mata dalam ‘pandangan sosial’ sebagaimana dimaksud oleh Alan dan Barbara Pease (2008). Menurut mereka, pandangan sosial yang kita lakukan adalah dengan memandang pada area segitiga, area diantara mata dan mulut pada wajah orang lain. Ini adalah area yang kita pandangi pada posisi tidak mengancam, dimana orang lain akan melihat anda sebagai orang yang tidak agresif.
Dalam sebuah perjumpaan di Medan pada awal tahun 2009, Mas Nugroho NSK dari N’Powerment-Jakarta, memberi sebuah tips, yang setelah saya coba menunjukkan hasil yang menakjubkan kala saya melakukan pelatihan dinamika kelompok maupun sekedar menjalin komunikasi interpersonal. Tipsnya dalam melakukan kontak mata, sebaiknya anda tetap menjaga ketinggian pandangan mata. Kemudian, jika orang yang anda pandangi sama jenis kelaminnya dengan anda maka pandanglah mata kirinya; namun jika orangnya berbeda jenis kelaminnya dengan anda pandanglah mata kanannya. Anda boleh mencobanya, dan lihatlah betapa nyamannya orang yang anda pandang dengan cara ini.
Selanjutnya dapat anda cermati pengelompokan bahasa tubuh peserta secara umum yang mungkin muncul dalam sebuah pelatihan dinamika kelompok sebagai berikut :
1.     Isyarat keterbukaan/penerimaan/ketulusan/ketertarikan :
·      meletakkan tangan didada, isyarat kejujuran dan keterbukaan;
·      mulai mendekat, arah kaki mengarah ke orang yang menarik perhatian;
·    tatapan mata akan bertahan lebih lama dari biasanya diikuti pupil mata yang membesar menunjukkan minat, mata juga terlihat berbinar-binar;
·      otot pinggir bibir sedikit tertarik keatas dan bibir menjadi sedikit lebih terbuka;
·      tangan terbuka mengisyaratkan ketulusan hati (siku kedua tangan menempel didekat pinggang, tangan lurus kedepan dengan telapak menghadap keatas);
·      meletakan tangan dipipi/mengusap dagu dapat mengandung makna ketertarikan dan sedang mengevaluasi apa yang anda katakan;
·     kepala sedikit dimiringkan mengisyaratkan tertarik pada apa yang sedang didengarnya;
·      menggosok-gosok tangan mengisyaratkan sedang mengharapkan sesuatu dari sebuah kegiatan, mengetahui dan menyukai apa yang sedang terjadi;
·      anggukan kepala adalah alat yang ampuh untuk menciptakan ikatan, mendapatkan persetujuan dan kerjasama;
·      mudah menebar senyum tulus (salah satu indikasi senyum tulus : pada saat senyum, terlihat ada kerutan pada otot-otot disekitar mata);
·      ketika anda melihat seorang pendengar memiringkan kepalanya dan mencondongkan tubuh kedepan dengan menggunakan sikap penilaian tangan ke pipi, artinya pesan anda berhasil masuk ke kepalanya;
·      tubuh akan terlihat lebih rileks.
2.     Isyarat ketertutupan/penolakan/ketidaktulusan/ketidaktertarikan :
·      menyilangkan atau melipat tangan didada;
·      menatap kearah lain, sibuk dengan pakaian atau sesuatu yang kebetulan sedang dipegang;
·      bertopang dagu dengan sorot mata yang menurun, mencoret-coret dikertas atau ditanah, menunjukkan kebosanan;
·     Kalau marah, mata membelalak dan melotot, dengus napas menghebat, gigi gemeretak, tangannya menggenggam erat, tubuhnya terlihat tegang (tidak rileks), tersenyum dengan sinis, dapat juga diam dan tidak mau berbicara;
·      Kalau ada rasa takut, maka peserta akan terlihat : gugup dalam melakukan gerakan, melihat kanan dan kiri dalam frekuensi yang tinggi, berusaha untuk menghindari penyebab takut, dengusan napas akan bertambah cepat, tubuh terlihat tegang dan mata sering dipejam atau ditutup dengan tangan.
Demikian secuil catatan saya tentang bahasa tubuh, semoga bermanfaat. 
Yoseph Tien

2 komentar: