Adalah hal yang sangat memprihatinkan ketika pada zaman ini, “gosip” semakin menjadi suatu yang biasa dan akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Banyak sekali gosip terpublikasi begitu saja diberbagai media massa. Bahkan banyak stasiun televisi yang memiliki program khusus menjual gosip dengan berbagai kemasan yang menarik. Lalu kita pun semakin akrab dengan gosip atau bahkan ikut-ikutan menjadi penyebar gosip atau bahkan lebih parah lagi kalau ada diantara kita yang menjadi biang gosip alias sumber dari gosip itu sendiri. Padahal seringkali kita tahu dan sadar bahwa yang namanya gosip pasti jauh dari fakta alias bertolak belakang dengan kebenaran.
Dalam kehidupan ini, memang ada banyak alasan orang untuk menggosipkan sesuatu atau seseorang dan kalau boleh diuraikan secara sederhana, barangkali alasan-alasan tersebut antara lain :
- Karena sudah merupakan sifat dasar seseorang;
- Sekedar ikut-ikutan;
- Balas dendam karena disakiti atau dikecewakan;
- Sebagai strategi menjatuhkan orang yang dianggapnya sebagai lawan;
- Sebagai strategi mengalihkan perhatian dari masalah pokok;
- Sebagai strategi untuk meraih keuntungan materi;
- Karena tidak tahu apa-apa.
Jikalau kita sering menggosipkan seseorang entah itu tetangga, teman bermain, teman kerja, kelompok tertentu atau siapapun itu, cobalah kita bertanya, bukan pada rumput yang bergoyang tetapi pada diri sendiri, sesungguhnya dengan alasan apakah hal itu kita lakukan? Sesungguhnya, apapun alasan kita gosip bukanlah sesuatu yang baik. Betapa tidak, gosip seringkali merusak tatanan keharmonisan kehidupan kita, termasuk merusak mindset kita sendiri, yang sadar atau tidak secara perlahan merusak diri kita sendiri. Maka jauhkan diri kita dari kebiasaan menggosip dan hindari situasi atau orang-orang yang suka bergosip. Barangkali kita juga mesti belajar bagaimana menghentikan gosip itu hanya sampai pada diri kita, dengan mencermati kisah dari Christopher Notes berikut :
Suatu hari, seseorang mendekati Sokrates yang bijaksana itu. Ia berbisik,
“Sokrates, dengarkan gosip tentang sahabatmu ini.”
“Tunggu!” Sokrates menjawab dengan cepat, “Sudahkah cerita itu melewati tiga saringan?”
“Apa tiga saringan itu?”
“Ya sobat, tiga saringan. Sekarang coba kita lihat apakah sesuatu yang mau kau beritahukan kepada saya itu bisa melewatinya. Saringan yang pertama adalah ‘kebenaran’.
Apakah kamu yakin bahwa apa yang hendak kau katakan itu merupakan kebenaran?
“Begini” kata orang itu terbata-bata, “Sebenarnya saya mendengarnya dari orang kedua”
“Hmmm”, jawab Sokrates yang bijaksana itu. “Sekarang, kita teruskan, apakah ia bisa lolos saringan yang kedua. Apakah sesuatu yang hendak kau katakan itu ‘baik’?”
“Tidak”, kata orang itu, “Ini justru kebalikannya.”
“Jadi, hati-hatilah dengan itu. Sekarang beritahu saya :
“Apakah itu ‘perlu’ dan ‘penting’ sekali?”
“Tidak”
“Kalau apa yang ingin kau beritahukan kepada saya itu tidak benar, tidak baik dan tidak penting, maka biarkan saja berlalu.”
Teman-teman, hati-hatilah dengan gosip. Betapa tidak, sekali kita mencoba untuk menggosip biasanya ada potensi atau kecenderungan untuk berulang. Dan ketika kita mengulanginya lagi pada kesempatan kedua dan seterusnya (repetisi), maka kita tidak saja menebar virus negatif secara eksternal ke lingkungan kita, tetapi kita juga secara internal sedang membentuk diri kita menjadi biang gosip. Teman-teman pasti sudah tahu, bagaimana orang-orang disekeliling kita akan bersikap terhadap seorang biang gosip. Selanjutnya, disamping dapat belajar dari cerita diatas, coba gunakan juga filter berikut ketika kita sedang mendengar sebuah gosip : apakah gosip itu membahayakan/merusak diri kita secara fisik-psikis, apakah gosip itu masuk akal atau tidak, dan apakah gosip itu bertentangan dengan norma agama/sosial atau moralitas. Yang paling sederhana, hindari orang yang suka gosip, hindari tempat atau suasana penuh gosip, jauhkan diri dari tontonan dan bacaan yang isinya cuma gosip semata, karena semuanya berpotensi mengisi pikiran bawah sadar kita dengan ‘virus-virus berbahaya’. Akhirnya, selamat ‘menggosipkan’ catatan ini, semoga bermanfaat. Salam Joss… (Yoseph Tien)
saya seh mempercayai bahwa klo gosip orang pasti dpt karma yang setimpal juga
BalasHapusmampir ke blog ku yah
http://peluangpenghasilantambahan.blogspot.com