SELAMAT DATANG

Terima Kasih dan Selamat Datang di Bung Joss.

Ini adalah media pembelajar. Anda bisa belajar dan sekaligus anda juga bisa mengajar.

Itulah esensi sebuah semangat berbagi yang coba saya kembangkan di blog ini.

Akhirnya, semoga blog ini berarti bagi anda dan saya. Terima kasih.

Salam Joss....

12 Juni, 2013

SEKILAS DEPRESI

Dalam kehidupan ini, kita senantiasa dihadapkan pada banyak tantangan, hambatan ataupun kesulitan hidup. Tidak jarang, situasi hidup yang demikian lalu menyebabkan kita mengalami sebuah jenis gangguan mood yang disebut dengan depresi. Dalam Kamus Psikologi J.P. Chaplin, depresi pada orang normal merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, kepatahan semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme dalam menghadapi masa yang akan datang. Sementara pada kasus patologis, merupakan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nialai-nilai diri, delusi ketidakpasan, tidak mampu dan putus asa.

Jenis Depresi
Depresi merupakan salah satu jenis Gangguan Mood. Mood sendiri merupakan kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Gangguan-gangguan depresi, termasuk unipolar, artinya terjadi hanya pada satu arah atau kutub emosional ke bawah. Gangguan-gangguan depresi, antara lain :
  1. Depresi Mayor :
Depresi yang terjadinya satu atau lebih periode tanpa episode manik (maniak) atau hipomanik (maniak yang lebih ringan) alami. Ini adalah jenis depresi yang berat. Menurut para ahli, umumnya orang yang pernah mengalami depresi mayor dapat kambuh lagi

2.  Gangguan distimik :
Merupakan depresi ringan, dan terjadi dalam suatu rentang waktu. Pada orang dewasa, biasanya dalam beberapa tahun, pada anak-anak dan remaja dapat berupa mood yang menyulitkan mereka.

Ciri-Ciri Depresi
Orang yang mengalami depresi, biasanya memiliki ciri-ciri yang bisa diamati. Secara emosional, mereka terlihat sedih, muram bahkan menangis, mudah tersinggung, gelisah dan tidak sabar. Dari sisi motivasi, mereka kurang bahkan tidak memiliki, terutama untuk memulai kegiatan dipagi hari, sulit bangun pagi, rendahnya minat pada kegiatan sosial, menurunnya minat pada seks dan seringkali gagal memberi respon. Dari sisi motorik, mereka terlihat bergerak atau berbicara lebih perlahan daripada biasanya, makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, kurang aktif dalam fungsinya ditempat kerja atau sekolah. Secara kognitif, mereka sulit konsentrasi dan berpikir jernih, bahkan mereka berpikir secara negatif tentang diri sendiri, adanya perasaan bersalah akan kesalahan dimasa lalu, rendahnya self esteem bahkan lebih parahnya, kadang-kadang mereka berpikir tentang kematian atau bunuh diri.

Biasanya wanita memiliki potensi mengalami depresi lebih besar daripada pria, khususnya depresi mayor. Hal ini terjadi barangkali karena pria lebih cenderung mengalihkan pikiran mereka saat mereka depresi atau lebih mudah mencari penyaluran, sedang wanita lebih cenderung merenungkan perasaan mereka dan dan mencari kemungkinan penyebabnya.



Penyebab Depresi
Ada beberapa teori yang menguraikan bagaimana terjadi depresi atau apa sesungguhnya penyebab depresi, antara lain :

Teori Psikodinamika
Depresi terjadi karena perasaan duka yang mendalam akibat kehilangan orang yang dikasihi.

Teori Humanistik
Depresi terjadi karena seseorang tidak bisa mengaktualisasikan diri atau tidak dapat menemukan makna hidup.

Teori Belajar
Depresi terjadi karena ketidakseimbangan antara output  perilaku dan input reinforcement (penguatan perilaku) yang berasal dari lingkungan.

Teori Kognitif
Depresi terjadi karena ada pandangan negatif terhadap diri sendiri, lingkungan atau dunia secara luas dan masa depan.

Penanganan Depresi
  1. Pendekatan Psikodinamika : Psikoterapi Interpersonal.
  2. Pendekatan Behavioristik : Modifikasi Perilaku, Coping With Depression (CWD) Course.
  3. Pendekatan Kognitif : Terapi Kognitif
  4. Pendekatan Biologis : Obat-obatan Antidepresan, Terapi Elektrokonvulsif (ECT).
Model penanganan lainnya yang saat ini sedang berkembang adalah dengan teknik-teknik relaksasi, hipnoterapi, NLP (Neuro Linguistic Programming) dan EFT (Emotional Freedom Tecnique).

Sebagai penutup catatan singkat tentang depresi ini, ingin kami katakan bahwa jikalau kita sepakat bahwa depresi itu merupakan sebuah masalah, maka ingatlah bahwa sesungguhnya sesuatu yang kita anggap sebagai masalah, apapun itu, seringkali datangnya dari diri sendiri, tidak jarang kita sendirilah penyebabnya. Bukan dari orang lain, juga bukan dari lingkungan, tetapi oleh karena kegagalan kita dalam memberikan pemaknaan yang positif atas setiap situasi dan peristiwa hidup kita. Karena sejatinya dalam setiap situasi maupun peristiwa hidup, selalu ada sisi positif yang bisa kita lihat, kita rasakan dan kita dengarkan. Salam Joss…..(Yoseph Tien, dari berbagai sumber pembelajaran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar